Puisi Cinta
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada
pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan
kali ini adalah giliranmu untuk pergi,
aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku
tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat
memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu
membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya,
dan
tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang,
rasanya seperti
angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh
kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau
ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak mengeluh, tapi
rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik
bagimu sayang, tanpa mereka sadari,
bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih
yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan,
sehingga aku setia,
kau ajarkan aku arti cinta,
sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya,
dan
kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku,
dan sekarang kembali tiada.
selamat
jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari
surgaku .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar